Selasa, 16 Desember 2014

Interpretasi Peraturan Perilaku

ETIKA DAN MORALITAS
Etika (ethics) berasal dari bahasa yunani ethos,yang berarti “karakter”. Kata lain untuk etika adalah moralitas yang berasala dari bahasa latin mores, yang berarti “kebiasaan”. Moralitas berpusat pada “benar ” dan “salah” dalam perilaku manusia.

ETIKA UMUM
Etika umum (general ethics) berusaha menangani pertanyaan-pertanyaan dengan cara mencoba mendefenisikan apa yang dimaksud dengan baik bagi seseorang atau masyarakat , dan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas yang harus dilakukan bagi dirinya sendiri dan sesamanya.
Beberapa ahli etika telah mengembangkan suatu kerangka kerja etika umum untuk pengembilan keputusan, yang disebut kerangka kerja enam langkah sebagai berikut:
Ø Mendapatkan fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan
Ø Mengidentifikasi masalah-masalah etika dari fakta relevan tersebut
Ø Menentukan siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh keputusan tersebut dan bagaimana masing-masing dipengaruhi
Ø Mengidentifikasi alternative pengambilan keputusan
Ø Mengidentifikasi konsekuensi setiap alternative
Ø Membuat pilihan yang beretika

ETIKA PROFESIONAL
Etika ini meliputi standar prilaku bagi seorang professional yang dirancang untuk tujuan praktis dan idealistik, sedangkan kode etik professional dapat dirancang sebagian untuk mendorong perilaku yang ideal, sehingga harus bersifat realistis dan dapat ditegakkan. Sebuah kode etik secara signifikan akan mempengaruhi reputasi profesi serta kepercayaan yang diyakininya.
Proyek Visi CPA telah mengidentifikasi lima nilai inti berikut yang dikaitkan dengan profesi CPA, yaitu :
Ø Pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran seumur hidup
Ø Kompetensi
Ø Integritas
Ø Selaras dengan isu-isu bisnis yang luas
Ø Objektifitas


KODE PERILAKU PROFESIONAL AICPA
TIM ETIKA PROFESIONAL AICPA
Misi tim ini adalah untuk :
a. Mengembangkan dan menjaga standar etika dan secara efektif menegakkan standar-standar tersebut, sehingga dapat dipastikan bahwa kepentingan masyarakat terlindungi
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai CPA
c. Menyediakan pedoman yang mutakhir dan berkualitas sehingga para anggota mampu menjadi penyedia nilai utama dalam bidangnya

Tim ini terdiri dari beberapa staf penuh waktu, anggota sukarela aktif, dan investigator sementara yang juga bersifat sukarela sesuai kebutuhan. Tim ini melaksanakna tiga fungsi utama untukmenyelesaikan misinya, sebagai berikut :
Ø Menetapkan standar
Ø Penegakan etika
Ø Jasa permintaan bantuan teknis

KOMPOSISI KODE ETIK AICPA
Kode perilaku professional AICPA yang telah direvisi dan diterima oleh siding keanggotaan tahun 1988 terdiri dari dua seksi sebagai berikut:
Ø Prinsip-prinsip yang menyatakan ajaran dasar perilaku etika dan memberikan kerangka kerja bagi peraturan-peraturan.
Ø Peraturan perilaku yang menetapkan standar minimum perilaku yang diterima dalam pelaksanaan layanan professional.

Sebagai tambahan atas dua seksi tersebut , maka komite eksekutif divisi etika profesioanal mengeluarkan pengumuman-pengumuman sebagai berikut:
Ø Interprestasi peraturan perilaku yang menyediakan pedoman tentang lingkup dan penerapan peraturan-peraturan spesifik.
Ø Ketetapan etika yang menunjukkan penerapan peraturan perilaku dan interprestasi pada kondisi nyata tertentu.

DEFINISI KODE ETIK
Komponen Sifat Dikenakan sanksi
Seksi Kode Etik Prinsip-prinsip Menyatakan ajaran dasar perilaku etika serta memberikan kerangka kerja bagi peraturan-peraturan Tidak
Peraturan perilaku Menetapkan standar minimum perilaku yang dapat diterima dalam melaksanakan jasa professional Ya
Pengumuman Terkait Interpretasi peraturan perilaku Menyediakan pedoman tentang lingkup dan penerapan peraturan-peraturan spesifik Tidak, namun CPA harus memberikan alasan setiap pemyimpangan
Ketetapan Etika Menunjukkan penerapan peraturan dan interpretasi pada kondisi nyata tertentu Tidak, namun CPA harus member alas an atas setiap penyimpangan


PRINSIP-PRINSIP
Enam prinsip yang terdapat dalamkode etik, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Ø Tanggung jawab
Ø Kepentingan publik
Ø Integritas
Ø Objektivitas dan independensi
Ø Kecermatan atau keseksamaan
Ø Lingkup dan sifat jasa

Pernyataan dari setiap prinsip berikut penjelasan singkatnya akan diberikan berikut ini.
1. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, para anggota harus mewujudkan kepekaan professional dan pertimbangan moral dalam semua aktifitas mereka (seluruh devinisi tentang prinsip-prinsip dan peraturan dikutip dari seksi etika yang dapat diterapkan dari AICPA professional standards).
2. Kepentingan Publik
Para CPA harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan publik, mengenai menghargai kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
3. Integritas
Untuk mempertahankan dan memperuas kepercayaan masyarakat, para CPA harus melaksanakan samua tanggung jawab professional dengan integritas tertinggi.
4. Objektivitas dan independensi
Seorang CPA harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari pertentangan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab professional. Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan publik harus bersikap independen dalam kenyataan dan penampilan pada waktu melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya.
5. Kecermatan atau keseksamaan
Seorang CPA harus mengamati standar teknis dan etika profesi, terus meningkatkan kompetensi serta mutu jasa, dan melaksanakan tanggung jawab professional dengan kemampuan terbaik.
6. Lingkup dan sifat jasa
Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan publik, harus mematuhi prinsip-prinsip kode prilaku professional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang diberikan.

PERATURAN PERILAKU
Seksi kedua dari perilaku professional AICPA terdiri dari sebelas peraturan yang mengandung sanksi.

PERATURAN 101-INDEPENDENSI
Seorang CPA yang berpraktik publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa professional sebagaimana diisyaratkan oleh standar resmi yang diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh dewan.

INTERPRETASI INDEPENDENSI
Terdapat beberapa tema dalam interpretasi independensi, yang meliputi pengaruh dari:
1. Kepentingan keuangan
2. Hubungan bisnis
3. Arti ungkapan CPA atau kantor akuntan publik
4. Jasa lainnya yang meliputi jasa akuntansi, jasa audit yang diperluas, dan jasa konsultasi manajemen
5. Litigasi
6. Imbalan yang belum dibayar oleh klien

KEPENTINGAN KEUANGAN
Larangan terhadap kepentingan keuangan bersifat eksplisit :
Ø CPA atau kantor akuntan publik tidak boelh mempunyai kepentingan langsung dengan klien.
Ø CPA tidak diperkenankan mempunyai hubungan kerjasama atau memegang investasi bisnis dengan perusahaan klien, komisaris, direktur, atau pemegang saham utama dalam perusahaan tersebut yang bersifat material bagi CPA ataupun aktiva bersih perusahaan.
Ø CPA tidak diperkenankan memiliki pinjaman kepada atau dari perusahaan klien, komisaris, direktur, atau pemegang saham utama dalam perusahaan tersebut, kecuali memang diperbolehkan oleh lembaga keuangan klien serta terminologi terkait.


HUBUNGAN BISNIS
Seorang CPA tidak diperbolehkan memberikan layanan dalam kapasitas sebagai anggota manajemen atau sebagai pegawai klien, karena dapat memperlemah independensi.

ARTI UNGKAPAN “CPA ATAU KANTOR AKUNTAN PUBLIK”
Ø Semua orang yang berpartisipasi dalam perikatan, keculai mereka yang hanya melaksanakan fungsi klerk rutin.
Ø Semua orang yang memiliki posisi manajerial dan beralokasi dalam kantor yang berpartisipasi signifikan dalam perikatan.
Ø Semua pemilik, partner, pemegang saham dari kantor akuntan publik.
Ø Semua entitas yang kebijakan usaha, keungan, atau akuntansinya dapat dilekndalikan seorang atau lebih, yang dipilih dan ditunjuk untuk bertindak bersama-sama.

JASA LAIN BAGI KLIEN
CPA menyediakan jasa lain sebagai tambahan atas jasa atestasi terhadap klien. Sebagai contoh, seorang CPA dapat melaksanakan kegiatan pembukuan dan jasa akuntansi bagi klien atestasinya.

LITIGASI
Litigasi melibatkan CPA dan kliennya yang mempertanyakan independensi CPA. Idependensi akan melemah apabila keberadaan atau potensi ancaman litigasi telah berubah secara signifikan,atau diharapkan hubungan antara klien dengan CPA akan berubah secara material.

IMBALAN YANG BELUM DIBAYAR
Imbalan yang belum dibayar akan dianggap sebagai pinjaman yang diberikan anggota kepada klien.

INDEPENDENCE STANDARDS BOARD (ISB)
Didirikan pada tahun 1997 dengan misi menetapkan standar independensi yang diterapkan pada audit atas entitas publik dalam rangka melayani kepentingan masyarakat serta melindungi dan meningkatkan kepercayaan investor dalam pasar bunga.

PERATURAN 102-INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS
Dalam melaksanakan seiap jasa professional, seorang CPA harus menjaga objektivitas dan integritas, harus bebas dari pertentangan kepentingan, dan tidak diperbolehkan salah menyajikan fakta atau mensubordinasikan pertimbangannya kepada pihak lain.

PERATURAN 201-STANDAR UMUM
Setiap anggota harus memebnuhi standar-standar berikut ini dan setiap interpretasi dari badan-badan yang ditunjuk oleh dewan.
a. Kompetensi Profesional. Hanya melaksanakan jasa professional yang diyakini dapat diselesaikan oleh anggota atau kantor akuntan publik dengan kompetensi professional.
b. Penggunaan kemahiran professional. Mempergunakan kemahiran professional dengan cermat dan seksama dalam melaksanakan setiap jasa professional.
c. Perencanaan dan supervisi. Merencanakan dengan cermat dan mengawasi jalannya pelaksanaan jasa professional.
d. Data relevan yang mencukupi. Memperoleh data relevan yang mencukupi agar mendapatkan dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau rekomendasi yang berkaitan dengan setipa jasa professional yang dilaksanakan.

PERATURAN 202-KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
Seorang CPA yang melaksanakan auditing, review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan atau jasa professional lainnya harus memenuhi standar-standar dan setiap interpretasi yang diterbitkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan.






PERATURAN 203-PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Seorang Cpa tidak dibenarkan untuk :
1. Meyatakan pendapat atau menyatakan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain dari setiap entitas yang diauditnya telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Menyatakan bahwa ia tidak mengetahui setiap moifikasi material yang dilakukan pada laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang telah ditetapkan oleh badan berwenang yang ditunjuk oleh dewan untuk menyusun prinsip-prinsip yang mempunyai dampak material terhadap keseluruhan laporan atau data.

PERATURAN 301-INFORMASI RAHASIAN KLIEN
Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa izin khusus dari klien.

PERATURAN 302-HONOR KONTINJEN
Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk:
1. Melaksanakan jasa profesioanal dengan menerima honor kontinjen atau imbalan semacam itu dari klien yang CPA atau kantor akuntan publiknya juga melaksanakan:
Ø Suatu audit atau review atas laporan keuangan
Ø Suatu kompilasi laporan keuangan, diaman anggota mengharapkan atau mungkin mengharapkan adanya pihak ketiga yang akan menggunakan lapora keuangan dan laporan kompilasi yang tidak mengungkapkan kurangnya independensi
Ø Pemeriksaan atas informsi keuangan prosfektif
2. Membuat surat pemberitahuan pajak pengahasilan perdana atau yang telah diperbaiki atau klaim atas pengembalian paja untuk honor kontinjen.

PERATURAN 501-TINDAKAN YANG MENDISKREDITKAN
Seorang CPA tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang mendiskreditkan profesi.

PERATURAN 502-PERIKLANAN DAN BENTUK SOLISITASI LAINNYA
Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk mendapatkan klien dengan cara memasang iklan atau bentuk solitasi lainnya dalam segala hal yang salah, menyesatkan, atau menipu. Solitasi dengan cara memaksa, yang melampaui batas, atau melecehkan dilarang.

PEARATURAN 503-KOMISI DAN HONOR REFERRAL
A. Larangan Komisi
Seorang AICPAyang melakukan praktik publik tidak diperkenankan memberikan rekomendasi atau referensi produk atau jaa pihak lain kepada klien demi mendapatkan komisi, atau memberikan rekomendasi atau referensi produk atau jasa yang disediakan oleh klien untuk mendapatkan komisis, atau menerima komisi ketika CPA juga sedang melaksanakan jasa berikut ini bagi klien:
Ø Suatau audit atau review bagi laporan keuanagan
Ø Kompilasi laporan keuanagan
Ø Pemeriksaan laporan keunagan prospektif
B. Pengungkapan Komisi Yang Diperkenankan
C. Honor Referal
Seorang CPA mendapatkan honor referral karena merekomendasikan atau merujuk jasa CPA apapun kepada setiap orang atau entitas, atau yang membayar honor referral untuk mendapatkan klien, harus mengungkapkan hal tersebut kepada klien.

PERATURAN 505-BEBTUK ORGANISASI DAN NAMA
Seorang CPA dapat membuka praktik akuntan hanya dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh hokum dan peraturan Negara bagian yang cirri-cirinya sesuai dengan ketentuan dari resolusi dewan.
Seorang CPA tidak diperkenankan membuka praktik akuntan publik dengan nama yang dapat menyesatkan. Nama dari satu pemilik yang lama dapat dicantumkan dalam nama kantor organisasi penrus.
Sebuah kantor tidak dapat menyebut dirinya sendiri sebagai “Anggota American institute of certified publik accountans”, kecuali semua partner atau pemiliknya adalah anggota dari lembaga tersebut.

PENEGAKAN PERATURAN
Seorang CPA hanya dapat dihukum karena melanggar perturan-peraturan dari kode perilaku professional.

PROSEDUR PENEGAKAN ETIKA BERSAMA
Sebagai upaya agar penegakan peraturan perilaku lebih efektif serta lebih menyeragamkan tindakan disiplin yang dilakukan, AICPA telah mengembangkan program penegakan etika bersama (Joint Ethics Enforcement Program/JEEP).

PROSEDUR BADAN PENGADILAN BERSAMA
Hanya terdapat satu badan pbersama (joint trial board) yang terdiri dari setidaknya 36 anggota yang dipilih oleh majelis dari anggota majelis saat ini atau mantan anggota majelis.
Badan pengadilan bersama dapat mengambil tindakan disiplin sbb:
Ø Menegur CPA
Ø Memberhentikan sementara CPA selama periode waktu yang tidak lebih dari dua tahun.
Ø Memecat CPA

KETENTUAN DISIPLIN OTOMATIS
Peraturan tambahan atau bylaw meliputi juga ketentuan disiplin otomatis yang memberikan wewenang untuk menghentikan sementar atau mencabut keanggotaan tanpa perlu melakukan dengar pendapat dalam situasi tertentu.

DAFTAR PUSTAKA


www.bpkp.go.id/unit/Pusat/daltu07.pdf 

Kamis, 23 Oktober 2014

Fluktuasi Yang Menyebabkan Jatuhnya Enron Bersama KAP Arthur Andersen

Enron sebagai perusahaan raksasa ke-7 dalam ukuran nilai pasar, terbesar di bidang energi dan perdagangan energi yang listed di NYSE, mencatat pertumbuhan penjualan dari US$31 miliar dari 1988 meningkat jadi $100 miliar pada 2000. Nilai pasar meningkat US$50 miliar dalam empat tahun terakhir, namun secara mengejutkan pada 2 Desember 2001 dinyatakan pailit. Beberapa faktor kritikal penyebab jatuhnya Enron adalah:
Pertama, masalah kepentingan pemegang saham mayoritas dan manajemen. Transaksi dengan pihak beberapa perusahaan afiliasi yang dijabat oleh para eksekutif Enron (Jeff Skilling, Andy Fastow), yaitu LJM partnerships, selain mengandung conflict of interest juga tidak secara jelas dan lengkap di ungkapkan dalam laporan keuangan Enron (off balancesheet). Ini dibuktikan dengan pengumuman kerugian pada 16 Oktober 2001 sebesar $618 juta oleh Ken Lay sebagai CEO Enron.

Konsekwensinya, Enron harus menurunkan nilai ekuitas sebesar US$1,2 miliar, dan lembaga rating Moody akhirnya menurunkan peringkat hutang Enron menjadi di bawah investment grade.
Pada 8 November 2001, Enron melakukan penyajian kembali laba berlaku surut 4.3/4 tahun yang lalu untuk mengkonsolidasikan tiga perusahaan lain yang semestinya dikonsolidasikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, dan ini mengakibatkan penurunan laba yang dikonsolidasikan sebesar US$600 juta.
Tidak jelas apa maksud dan tujuan transaksi derivatif dengan perusahaan terafiliasi tersebut: Apakah untuk menggeser/meminimumkan risiko kontrak berjangka perdagangan energi (dan komoditas lain) dengan penyerahan kemudian (forward contract)? Menurut Andy Fastow, LJM partnership adalah country party transaksi derivatif yang digunakan Enron untuk melepas (strip out) risiko fluktuasi harga, tingkat bunga, dll.
Bila ini benar, adalah prosedur dan sistem pengendalian internal Enron untuk memonitor dan mencegah risk exposure transaksi derivatif yang berlebihan (excessive), sehingga tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan?
Persyaratan kewajiban manajemen untuk menyusun prosedur dan pengendalian transaksi derivatif tersebut diatur dalam GAAP (Standar Akuntansi Keuangan di Amerika Serikat).

Kedua, pemberian opsi saham (stock option plan) yang masif. Selama ini penelitian mengenai stock option untuk karyawan kunci dengan sistem insentif tertentu yang sesuai dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai pasar perusahaan.
Kasus Enron dengan ciri pemberian opsi saham secara masif tidak hanya kepada karyawan kunci, bahkan komite audit, karyawan bisa, serta program pensiun karyawan juga diberikan dalam beberapa alternatif, antara lain pensiun dengan memperoleh opsi saham perusahaan.
Dengan opsi saham semacam itu, setiap individu dalam perusahaan menjadi serba salah bila berusaha mengungkapkan ketidakberesan praktik/transaksi perusahaan yang dapat mengakibatkan anjloknya harga sahamnya. Karena akan merugikan tidak hanya pemegang saham mayoritas, tetapi hampir seluruh karyawan Enron dan dan pensiunannya. Bagi pejabat kunci dan anggota komite audit, selain menimbulkan benturan kepentingan untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi, atau memilih diam saja (moral hazard) semata-mata menjadi "anak baik" di mata manajemen dan sekaligus mengamankan nilai saham dari opsi yang menjadi haknya masing-masing.
Ketiga, penjualan saham dalam skala besar oleh pihak orang dalam. Jeff Skilling, CEO Enron sebelum mengundurkan diri pada Agustus 2001, menjual sahamnya dalam jumlah besar dengan kisaran harga US$80 per lembar, dan pada saat sebelum pengunduran dirinya, harga saham Enron anjlok menjadi US$40 per lembar (sekarang US$0,55/lembar).
Banyak dispekulasikan bahwa sebagai CEO saat itu, Skilling yang mantan konsultan McKinsey, sangat mungkin mengetahui jatuhnya harga saham Enron akan menimbulkan risiko besar terhadap LJM partnership. Di samping itu, pejabat dan termasuk tiga anggota komite audit Enron telah menjual 17,3 juta saham senilai US$1,9 miliar, di mana pada saat yang bersamaan menerbitkan laporan keuangan yang menyesatkan (Lavelle, Business Week).
Di sinilah berlaku signaling dalam teori informasi asimetris, bahwa penjualan saham dan pengunduran diri Skilling yang terkesan mendadak dan tidak adanya penjelasan yang transparan dari perusahaan merupakan pertanda negatif bagi pelaku pasar dan pemodal. Selain itu, penjualan saham besar-besaran oleh orang dalam Enron lainnya juga merupakan pertanda buruk dalam menilai prospek perusahaan.

Rekayasa keuangan
Menilik kasus Enron, sebenarnya dapat diringkas sbb:
Pertama, pemegang saham mayoritas dan direksi Enron merekayasa laporan keuangan melalui LJM partnership sebagai special purpose vehical untuk menaikkan laba, nilai pasar, dan secara sengaja tidak mencatat kewajiban dengan cara off balancesheet.
Kedua, dengan memberikan stock option secara masif, menimbulkan perbenturan kepentingan tidak hanya antara pemegang saham mayoritas dan direksi dengan pemodal publik kreditur, tetapi lingkup benturan tersebut menjadi semakin terpolarisasi, yaitu benturan kepentingan pemegang saham mayoritas, direksi komite audit, karyawan yang secara langsung mempunyai kepentingan dengan nilai opsi sahamnya di satu pihak, dengan kepentingan pemodal publik, kreditur dan dana pensiun perusahaan di pihak lain.
Dampak negatif opsi saham secara masif tersebut adalah menjadikan direktur independen, komite audit independen, manajer profesional terpaksa harus mensubordinasikan tugas dan tanggungjawabnya demi melakukan 'perlindungan' harga saham yang merupakan kepentingan mereka bersama sehubungan dengan hak opsi saham masing-masing dengan cara 'menutup-nutupi' kecurangan yang telah terjadi.
Ketiga, profesi akuntan publik sebagai profesional pembeli jasa audit dipertanyakan (kalau tidak dapat dikatakan dipertaruhkan) kepercayaannya oleh pemodal publik dan kreditur. Keempat, skandal Enron hanya menguntungkan segelintir orang yang oportunistik, yaitu pemegang saham mayoritas, direksi, komite audit, dan manajer kunci dengan mengorbankan ribuan karyawan, dana pensiun perusahaan, pemodal publik dan kreditur. 


Hubungan dengan KAP Arthur Andersen

Arthur Andersen memberikan sedikitnya 5 jasa atestasi dan non atestasi sekaligus.  Peran Arhur Andersen dalam skandal Enron adalah sebagai berikut:
-         sebagai Eksternal Auditor Enron
-         sebagai Konsultan akuntansi dan manajemen berkaitan dengan pengakuan SPE
-         sebagai Internal Auditor Enron
-         sebagai konsultan perpajakan Enron
-         sebagai penasihat, pengkasi dari pengungkapan masalah keuangan

Budaya internal AA didorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan, sehingga Enron adalah salah satu sumber kekayaan AA. Mengingat fakta ini, AA dan personelnya dihadapkan pada beberapa konflik kepentingan, yang mungkin telah dilanggar dan melemahkan tekad mereka untuk bertindak dalam hubungan fidusia mereka sebagai auditor, termasuk:

-         Mengaudit kerja mereka sendiri sebagai konsultan SPE, menyebabkan kurangnya objektivitas
Kepentingan diri sendiri berperang melawan kepentingan umum yang mengarah ke keingininan untuk membuat manajemen Enron puas, yaitu:

·         Kehilangan honor audit yang sangat besar
·         Mitra yang tidak disukai Enron telah dihapus dari audit
·         Ketidakpatuhan dengan kebijakan perusahaan dan kode etik, dan tidak memberitaukan hal ini kepada Board of Directors
·         Perdebatan internal AA atas praktik akuntansi enrosn tidak disampaikan ke Komite Audit Internal Enron
·         Pengungkapan publik tidak memuaskan investor
·         Staf auditor AA banyak yang meninggalkan AA dan kemudian bergabung dengan Enron
Kekurangan AA diatas sebagian disebabkan oleh:
·         Kurangnya kompetensi, seperti yang ditampilkan dalam keputusan Ryhtmhs NetConnections
·         Kegagalan pengendalian intern AA mengenai kepedulian terhadap “Kendali Mutu atau Standar Praktik” yang telah ditolak oleh personel audit yang bertanggung jawab terhadap Enron.
·         Kurangnya informasi yang disebabkan oleh: staf Enron tidak memberikan informasi pentin, atau kegagalan sebagian personel AA dalam menemukan informasi
·         Kesalahpahhaman tentang peran fidusia yang perlu dilakukan auditor


David B. Duncan
David menjadi karyawan Andersen selama 20 tahun, ia bertanggung jawab atas Enron sejak 1997, ia dibayar lebih dari $1 juta. David dipecat dari Andersen pada Januari 2002 dan dibebankan hukuman karena telah memerintahkan staff Andersen untuk menghancurkan lebih dari 1 ton dokumen yang berkaitan dengan Enron. Pada 9 April 2002, David mengaku bersalah dengan hukuman maksimum 10 tahun, tetapi karena ia mengaku bersalah dan bersedia menjadi saksi kemungkinan hukuman tsb dapat diringankan.


sumber:
https://ampundeh.wordpress.com/2014/03/30/analisis-prinsip-good-corporate-governance-kasus-enron-katarina-utama/
http://kenaz-myson.blogspot.com/2010/01/menarik-pelajaran-dari-kasus-jatuhnya.html


Jumat, 30 Mei 2014

Possessive Adjectives



We use possessive adjectives to show who owns or "possesses" something. The possessive adjectives are:

  • my, your, his, her, its, our, their
  • whose (interrogative)

number
person
gender
possessive
adjective
example sentence
singular
1st
male/female
my
This is my book.
2nd
male/female
your
I like your hair.
3rd
male
his
His name is "John".
female
her
Her name is "Mary".
neuter
its
The dog is licking its paw.
plural
1st
male/female
our
We have sold our house.
2nd
male/female
your
Your children are lovely.
3rd
male/female/neuter
their
The students thanked their teacher.





singular/plural
1st/2nd/3rd
male/female (not neuter)
whose
Whose phone did you use?

Compare:

your = possessive adjective
you're = you are

its = possessive adjective
it's = it is OR it has

their = possessive adjective
they're = they are
there = adverb (I'm not going there / look over there / there is a car outside)

whose = possessive adjective
who's = who is OR who has

Be careful! There is no apostrophe (') in the possessive adjective "its". We use an apostrophe to write the short form of "it is" or "it has". For example:
it's raining = it is raining
it's finished = it has finished

I'm taking my dog to the vet. It's broken its leg.





Possessive Pronouns

We use possessive pronouns to refer to a specific person/people or thing/things (the "antecedent") belonging to a person/people (and sometimes belonging to an animal/animals or thing/things).

We use possessive pronouns depending on:

  • number: singular (eg: mine) or plural (eg: ours)
  • person: 1st person (eg: mine), 2nd person (eg: yours) or 3rd person (eg: his)
  • gender: male (his), female (hers)

Below are the possessive pronouns, followed by some example sentences. Notice that each possessive pronoun can:

  • be subject or object
  • refer to a singular or plural antecedent

number
person
gender (of "owner")
possessive pronouns
singular
1st
male/female
mine
2nd
male/female
yours
3rd
male
his
female
hers
plural
1st
male/female
ours
2nd
male/female
yours
3rd
male/female/neuter
theirs

  • Look at these pictures. Mine is the big one. (subject = My picture)
  • I like your flowers. Do you like mine? (object = my flowers)
  • I looked everywhere for your key. I found John's key but I couldn't find yours. (object = your key)
  • My flowers are dying. Yours are lovely. (subject = Your flowers)
  • All the essays were good but his was the best. (subject = his essay)
  • John found his passport but Mary couldn't find hers. (object = her passport)
  • John found his clothes but Mary couldn't find hers. (object = her clothes)
  • Here is your car. Ours is over there, where we left it. (subject = Our car)
  • Your photos are good. Ours are terrible. (subject = Our photos)
  • Each couple's books are colour-coded. Yours are red. (subject = Your books)
  • I don't like this family's garden but I like yours. (object = your garden)
  • These aren't John and Mary's children. Theirs have black hair. (subject = Their children)
  • John and Mary don't like your car. Do you like theirs? (object = their car)

Reflexive Pronouns

reflexive (adj.) [grammar]: reflecting back on the subject, like a mirror

We use a reflexive pronoun when we want to refer back to the subject of the sentence or clause. Reflexive pronouns end in "-self" (singular) or "-selves" (plural).

There are eight reflexive pronouns:


reflexive pronoun
singular
myself
yourself
himself, herself, itself
plural
ourselves
yourselves
themselves

Look at these examples:


reflexive pronouns
the underlined words are NOT the same person/thing
the underlined words are the SAME person/thing
John saw me.
I saw myself in the mirror.
Why does he blame you?
Why do you blame yourself?
David sent him a copy.
John sent himself a copy.
David sent her a copy.
Mary sent herself a copy.
My dog hurt the cat.
My dog hurt itself.
We blame you.
We blame ourselves.
Can you help my children?
Can you help yourselves?
They cannot look after the babies.
They cannot look after themselves.

Intensive pronouns

Notice that all the above reflexive pronouns can also act as intensive pronouns, but the function and usage are different. An intensive pronoun emphasizes its antecedent. Look at these examples:

  • I made it myself. OR I myself made it.
  • Have you yourself seen it? OR Have you seen it yourself?
  • The President himself promised to stop the war.
  • She spoke to me herself. OR She herself spoke to me.
  • The exam itself wasn't difficult, but exam room was horrible.
  • Never mind. We'll do it ourselves.
  • You yourselves asked us to do it.
  • They recommend this book even though they themselves have never read it. OR They recommend this book even though they have never read it themselves.

Gerunds (-ing)

When a verb ends in -ing, it may be a gerund or a present participle. It is important to understand that they are not the same.

VERB + GERUND

   Ex :

·               1. I appreciated being given suggestions by her.

·               2. Has Bella admitted killing eleven people yet?

·               3. Sinta always avoids answering my questions.



VERB + PREPOSITION + GERUND

Ex:

·               1. Have you ever thought of studying abroad?

·               2. He gave up smoking because of his doctor’s advice.

·               3. Jenny insisted on buying that cellphone instead of this one.





INFINITIVES PHRASES



         Infinitives is a grammatical term used to refer to certain verb forms that exist in many languages. As with many linguistic concepts, there is not a single definition applicable to all languages. The word is derived from Late Latin infinitivus, a derivative of infinitus meaning "infinite". Infinitives are used mostly as non-finite verbs.



Verb “infinitives”:

“hope to, plan to, advise to, command to, compel to, encourage to, intend to, decide to, promise to, agree to, offer to, refuse to, seem to, appear to, pretend to, ask to, expect to, would like to, want to, need to, forbid to, force to, beg to, instruct to, invite to, order to, etc”.



INFINITIVE + VERB



RUMUS : Subject + Verb + to infinitive

Ex:

- He refused to go.

- I expect to pass the test.

- I hope to see you again.

- The driver was ordered to stop. 

- We’re going out for dinner. Would you like to join us?



ADJECTIVE + INFINITIVES

           

RUMUS :

(kalimat) + Adjective + to infinitive

Ex : English is easy to learn



AFFIRMATIVE & NEGATIVE AGREEMENT



            Sebenarnya kata so, too, dan also mempunyai arti yang sama yaitu juga, pula, pun. Tapi dalam penggunaannya terdapat perbedaan, sodigunakan sebelum tobe(s) dan auxilliaries(kata bantu).

Example:

1. My wife will talk to him and so will I

2. My wife has talked about it, and so have I

3. My wife talked about it, and so did I

4. My wife is talking about it, and so am I



Sedangkan too dan also digunakan setelah tobe(s) dan auxilliaries.

Example:

1. My wife will talk to him and I will too

2. My wife has talked about it, and I have too

3. My wife talked about it, and I did also

4. My wife is talking about it, and I am also



            When indicating that one person or thing does something and then adding that another does the same, use the word “so” or “too”. To avoid needless repetition of words from the affirmative statement, use the conjunction “and”, followed by a simple statement using so or too. The order of this statement will depend on whether so or too is used.
Ex:

1.When a form of the verb be is used in the main clause, the same tense of verb be is used in the simple statement that follows.

Affirmative statement (be) + and + [ S + verb (be) + too]

Example: I am happy and you are too.

Affirmative statement (be) + and + [ so + verb (be) + S ]
Example: I am happy and so are you.

2.When a compound verb (auxiliary +verb), for example, will go, should do, has done, have written, must examine, etc., occurs in the main clause, the auxiliary of the main verb is used in the simple statement, and the subject and verb must agree.

Affirmative statement (compound verb) + and + [ S + auxiliary only + too ]

Example: Edward should do his homework and Bella should too.
Affirmative statement (compound verb) + and + [ so + auxiliary only + S ]

Example: Edward should do his homework and so does Bella.

3.When any verb except be appears without any auxiliaries in the main clause, the auxiliary do, does, or did is used in the simple statement. The subject and verb must agree and the tense must be the same.

Affirmative statement (single verb except be) + and + [ S + do, does ,or did + too ]

Example: Jackson plays guitar every day and Jessica does too.
Affirmative statement (single verb except be) + and + [ so + do, does, or did + S ]
Example:

1.        Mark sung “moments” and so did Kevin.

2.      We want to buy a fountain, and she does too.

3.      My mother likes traveling, and so do their mother.

4.      My brother invites him to the party, and my sister does too.

5.      They wrote a good poem, and so did he.


Negative Agreement
           Neither dan either memiliki arti yang sama yaitu: tidak keduanya, atau kedua-duanya tidak. neither digunakan sebelum auxilliary verb, for example:
1. My roommate won't go, and neither will I

2. My roommate hasn't gone, and neither have I


Dan untuk either digunakan setelah auxilliary verb dan kata "not", for example:
1. My roommate won't go, and I won't(will not) either

2. My roommate hasn't gone, and I haven't either 


Hal lain yang harus diperhatikan yaitu untuk pemakaian tobe dan auxilliaries setelah kata "..and.." harus sesuai dengan tobe dan auxilliaries yang digunakan di awal kalimat, seperti :
My wife is talking about it, and so am I

My wife has talked about it, and I have too

My roommate won't go, and neither will I

My roommate doesn't go, and I don't either

Negative statement + and + [ S + negative auxiliary or be + either]
Negative statement + and + [ neither + positive auxiliary or be + S ]

Examples:
I didn’t see Bella this morning. Edward didn’t see Bella this morning

I didn’t see Bella this morning and Edward didn’t either.

I didn’t see Bella this morning and neither did Edward.

sumber : 



http://bahasainggrisonlines.blogspot.com/2013/04/pengertian-rumus-dan-contoh-infinitives.html